MODUL 3.1 - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pendidikan Guru Penggerak membawa perubahan besar dalam diri saya terutama dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Diawali oleh modul 1, 2, dan 3 (3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran). Materi-materi yang luar biasa saya dapatkan dari 2 modul sebelumnya.
Berikut Rangkuman Koneksi AntarMateri Modul 3.1-Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran berdasarkan 10 buah pertanyaan:
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka
Ki Hadjar Dewantara yang kita kenal dengan Pratap Triloka nya yaitu, “Ing Ngarso Sung Tulodho”, di depan memberi teladan, “Ing Madyo Mangun Karso”, di tengah membangun motivasi, dan “Tut Wuri Handayani”, dibelakang memberikan dukungan. Jika dikaitkan dengan materi modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, bisa diartikan bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru harus mampu menjadi teladan yang baik bagi muridnya, memberikan motivasi dan dorongan bagi kemajuan dan kesuksesan murid-muridnya. Begitu juga dalam hal pengambilan keputusan haruslah berpihak pada murid.
Nilai-nilai kebajikan universal yang tertanam dalam diri seorang guru akan membentuk suatu karakter yang kuat dan berpengaruh pada prinsip dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang pemimpin, keputusan yang kita ambil harus berdasar pada tiga unsur yaitu berpihak pada murid, berdasar pada nilai-nilai kebajikan universal dan juga bertanggung jawab.
Tujuan Coaching
Salah satu tujuan coaching yaitu menggali kemampuan orang lain dalam memecahkan masalah. Seorang guru bisa menggunakan keterampilan coaching dalam membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi dan membantu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Melalui kegiatan coaching, keputusan yang diambil akan lebih efektif, karena berdasarkan potensi yang dimiliki oleh seseorang.
Kemampuan Sosial Emosional (KSE)
pada Kemampuan social emosional seorang guru akan berpengaruh dalam kemampuan dalam pengambilan keputusan, contohnya pada kasus dilema etika. Karena pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, berpihak pada murid, dan berdasar pada nilai-nilai kebajikan universal membutuhkan keterampilan social. Apabila nilai-nilai yang dianut oleh seorang pemimpin adalah nilai-nilai kebajikan universal, maka besar kemungkinan semua putusan yang diambil oleh pemimpin tersebut akan berpihak pada murid, beerdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan dapat secara penuh dipertanggungjawabkan.
Pengambilan keputusan yang tepat dengan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang kondusif, aman, dan nyaman sehingga akan terbangun budaya positif. Yang menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan terkait kasus dilemma etika yang ada dilingkungan saya diantaranya yaitu pemikiran yang berbeda pada setiap individu sehingga menimbulkan perbedaan pendapat dan cukup sulit dalam membangun kolaborasi serta mengambil keputusan yang baik bagi semua pihak. Pengambilan keputusan dengan pengajaran yang memerdekakan murid sangat tepat untuk diterapkan oleh seorang guru, karena hal ini akan berpengaruh pada terciptanya rasa nyaman sehingga terbentuknya ekosistem sekolah yang kondusif.
Memerdekakan Murid
Untuk menciptakan pengajaran yang memerdekakan murid dan sesuai dengan potensi mereka masing-masing diperlukan asesmen diagnostic oleh seorang guru. Hal ini untuk menentukan pembelajaran yang tepat yang memerdekakan murid-murid dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing murid. Seorang guru adalah pemimpin pembelajaran yang bertugas menuntun kodrat anak dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggitingginya. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan harus berpihak pada murid sehingga mampu menciptakan well being murid untuk masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan dari pembelajaran modul 3.1 ini adalah bahwa dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin haruslah berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Selain itu keputusan yang diambil juga harus berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.
Bujukan moral adalah dua keputusan benar lawan salah, sementara dilema etika merupakan dua keputusan yang sama-sama benar. Ada 4 paradigma yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan dan jangka pendek lawan jangka panjang. 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu, berpikir berbasis hasil akhir, berfikir berbasis peraturan dann berfikir berbasis rasa peduli. Sedangkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan meliputi: mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan, pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan), pengujian paradigm benar atau salah, prinsip pengambilan keputusan, investigasi trilemma, buat keputusan, dan meninjau kembali keputusan dan direfleksikan.
Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan berdasarkan nilai kebajikan universal pada kasus dilemma etika, namun belum menerapkan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. keputusan yang saya ambil hanya berdasarkan pada sesuatu yang saya anggap benar. Setelah mempelajari modul ini saya jadi bisa membedakan kasus-kasus Antara bujukan moral dan dilemma etika. Saya juga jadi tahu bahwa dalam mengambil keputusan kita harus berdasar pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Menurut saya sangat penting bagi saya mempelajari modul ini, karena pada hakikatnya pengambilan keputusan yang bijaksana adalah keterampilan yang harus dikembangkan serta dibiasakan untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang terbik dimana dapat dipertanggung jawabkan, keberpihakan kepada murid dan berdasarkan pada nilai kebajikan universal.
Oleh : Arbert Beny Sagita, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 9 Kabupaten Lampung Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar